Chikungunya atau demam chikungunya adalah penyakit endemik atau yang menjangkiti suatu kawasan atau populasi (khususnya daerah tropis), yang diakibatkan oleh infeksi virus yang bernama chikungunya. Virus ini juga bisa ditularkan oleh jenis nyamuk yang sama yang menularkan demam berdarah yaitu Aedes Aegepty, namun masih ada jenis nyamuk lain yang juga bisa menularkan demam chikungunya yaitu Aedes Albopictus. Gejala chikungunya umumnya sama dengan penyakit akibat infeksi lain seperti DBD, yaitu selalau diiringi dengan demam tinggi sekitar 40 derajat – dan oleh karena itulah pada awalnya memang susah untuk dibedakan dengan demam berdarah. Sementara itu pada dbd juga muncul gejala nyeri sendi meskipun tidak konsisten, dan pada chikungunya juga bisa muncul ruam atau bercak merah pada kulit seperti pada dbd. Namun ada perbedaan gejala antara demam berdarah dengan chikungunya, yaitu pada penderita demam berdarah akan diringi sok akibat pembuluh darah pecah sedangkan chikungunya tidak. Untuk memastikan, dokter akan melakukan pemeriksaan IgM dan IgG anti chikungunya.
Gejala-gejala umum, pengobatan, dan pencegahan penyakit chikungunya
Gejala chikungunya bisa berbeda-beda yang bisa dipengaruhi oleh usia, misalnya pada orang dewasa akan disertai dengan nyeri persendian dan demam tinggi mendadak. Sedangkan pada anak-anak tidak disertai dengan nyeri persendian, namun akibat demam tinggi yang juga berlaku bisa menimbulkan kejang pada mereka. Berikut gejala umum chikungunya:
- Demam mendadak – Gejala demam tinggi yang timbul secara mendadak, bahkan akibat dari demam ini bisa membuat menggigil.
- Pusing dan Sakit kepala – Pusing dan sakit biasanya juga yang menyertai penyakit chikungunya
- Sakit sendi hingga lumpuh – Persendian seperti jari kaki dan tangan, pergelangan tangan, lutut, bahkan tulang belakang. Karena saking nyerinya, seringkali membuat penderita menjadi sulit bergerak dan seolah lumpuh.
- Nyeri otot seluruh tubuh – Selain nyeri sendi, chikungunya juga menyebabkan nyeri otot bahkan terkadang sampai terjadi pembengkakan terutama di mata kaki.
- Ruam atau bercak merah dikulit – Tanda bercak merah ini bisa terjadi pada awal demam, namun tak jarang ditemui juga terjadi setelah hari ke 4 atau 5 setelah terinfeksi.
- Gejala lain – Gejala lain meskipun jarang ditemui adalah terjadi pembengkakan kelenjar getah bening, yang berada didaerah sekitar leher.
Pengobatan
Belum ada obat spesifik untuk menyembuhkan penyakit ini, sehingga pengobatan yang diberikan hanyalah pengobatan simptomatis atau mengurangi gejalanya. Misalnya dokter akan memberikan obat demam, obat nyeri sendi, serta menyarankan banyak beristirahat dan makan bergizi. Hal ini karena virus tidak bisa diobati dengan antibiotik seperti halnya infeksi bakteri, tapi tergantung pada sistem kekebalan tubuh penderita sendiri. Jika penderita adalah orang yang sehat, melakukan olahraga dan diet dengan gizi seimbang, maka biasanya chikungunya akan sembuh lebih cepat dengan sendirinya setelah masa inkubasi virus yaitu setelah 5-7 hari.
Namun kasus masa penyembuhannya bisa berbeda bagi orang tua atau orang dengan kekebalan tubuh yang lemah, yaitu bisa sampai berbulan-bulan bahkan hingga sampai 2 tahun. Meskipun begitu, demam tingginya hanya berlangsung sampai 7 hari.
Pencegahan
Karena chikungunya ditularkan melalui gigitan nyamuk, maka untuk pencegahannya sama dengan DBD yaitu 3 M; Menguras, Menutup, dan Menimbun – artinya mencegah perkembang biakan nyamuk penular chikungunya. Kondisi lingkunganlah yang sangat menentukan penyebaran penyakit tropis ini, termasuk kondisi perairan diligkungan warga, serta kebiasaan warga dalam memanajemen kebersihan dilingkungan masing-masing. Nyamuk jenis ini berkembang biak digenangan air yang bersih, serta suka menempati tempat-tempat yang gelap – jadi jika warga sadar dan mau bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan maka penyebaran chikungunya bisa dicegah.
Dan untuk setiap individu, sebaiknya melaksanakan gaya hidup sehat; seperi makan makanan bergizi seimbang dan berolahraga. Dengan demikian orang akan memiliki kekebalan tubuh maksimal, sehingga tak mudah tertular infeksi virus chikungunya, DBD, atau infeksi akibat virus/bakteri lainnya.
Chikungunya tidak menular melalui kontak secara langsung dengan penderita, melainkan melalui perantara dari gigitan nyamuk Aedes Aegepty atau Aedes Albopictus, jadi tak perlu ragu kontak dengan penderita.